skip to main |
skip to sidebar
Dear Temen2...Fakultas Tarbiyah "yang butuh makalah pendidikan agama bab shalat...silahkan bisa di copas... tapi ayat alqur'annya dicari sendiri yakk.....:) :)
'Shalat
menurut bahasa berarti do’a. Dalam Surat At-Taubah 103 Allah berfirman:
"Ambillah
sebagian zakat dari sebagian harta mereka, yang dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa
kamu itu menjadi ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha Mendengar lagi
Maha Mengetahui.” Yakni berdo’alah untuk mereka.
Pertanyaan yang muncul adalah
siapakah yang dalam hidupnya tidak ingin mendapat ketentraman jiwa? Ketentraman
yang bisa mengantarkan seseorang menuju kehidupan yang lebih baik. Ketentraman
yang bisa membawa nikmat kesehatan jiwa dan raga. Ketentraman untuk menuju
kebahagiaan dunia akhirat. Ketentraman yang disertai keimanan dalam diri kita. Apa
yang harus kita lakukan?
Ingatlah wasiat terakhir yang
disampaikan Rasulullah Saw kepada umatnya adalah shalat. “Berkatalah Ummu
Salamah Ra, Bahwasanya di antara wasiat-wasiat terakhir Rasulullah Saw adalah shalat,
shalat, dan hamba sahaya yang kalian miliki, hingga Nabi Saw berdegup
mengulang-ulanginya dalam hatinya hingga yang terucap dengan lisannya tidak
jelas.”
Hadist tersebut menunjukkan betapa besar kedudukan
Shalat dalam Islam. Wajib bagi setiap orang Islam yang baligh dan berakal
sehat, menunaikan ibadah shalat. Kecuali seseorang dalam keadaan haid dan
nifas. Ada apa sebenarnya dengan shalat? Benarkah shalat sebagai sumber
keimanan dan ketentraman? akan dibahas dalam makalah ini.
PERMASALAHAN
Dalam makalah ini akan membahas permasalahan sebagai
berikut:
1. Benarkah
shalat sebagai sumber keimanan dan ketentraman?
2. Hal-hal
apa saja yang membuktikan shalat sebagai sumber keimanan dan ketentraman?
PEMBAHASAN
1.
Shalat
sebagai Sumber Keimanan dan Ketentraman
Keimanan
dan ketentraman adalah dua unsur pembentuk kepribadian seorang mukmin. Ketika
keimanan pada diri seorang muslim telah sempurna, maka ia akan menjadi benteng
serta penyelamat dari segala bahaya dan kesengsaraan lahir maupun batin.
Jika mendapatkan musibah dari Allah SWT dia tidak putus asa, dan jika mendapat
kebahagiaanpun dia tak lupa dengan Sang Pencipta. Senantiasa hidup semata-mata
untuk memperoleh ridha Allah.
Lingkungan
secara langsung tak langsung mempengaruhi fisik dan psikis manusia. Kondisi
stres seringkali menimpa setiap orang, ditambah berbagai permasalahan yang
muncul semakin memperkeruh fikiran, hati dan jiwa. Hal ini yang menyebabkan
kecemasan dan ketegangan. Kitapun sering mengalaminya. Bagaimana cara mengatasinya?
Allah SWT berfirman, surat Al-Baqarah 45:
“Jadikanlah
sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh
berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu'”
Allah telah menjadikan
shalat dan sabar sebagai sarana meminta pertolongan untuk mengatasi berbagai
penyakit, penderitaan dan permasalahan.
Kami
ibaratkan shalat bagaikan hembusan angin segar yang merefresh isi kepala kita
dan menentramkan hati kita. Menerangi suasana hati yang gelap ataupun fikiran
yang keruh. Shalat bagaikan sebongkah es yang mampu mencairkan suasana hati
sehingga mampu berfikir jernih dan tenang. Shalat dapat memecahkan keputusasaan
dan penderitaan.
Diungkapkan
oleh seorang Pakar, Dr. Ross Herfending bahwa di antara pengobatan yang dapat
menyembuhkan tekanan jiwa adalah membawa sang penderita berikut problematikanya
kepada seseorang yang ia percayai.
Seorang
muslim sejati akan selalu berlindung kepada Allah SWT dan mempercayakan segala
problematikanya kepada Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Maha
Melihat dan Mendengar. Dialah Sang Penguasa segala sesuatu. Kepada-Nyalah
segala urusan yang baik dan buruk. Melalui shalat, seorang muslim akan selalu menumbuhkan
hubungan antara dia dan Sang Pencipta. Bila jalinan ini kokoh, maka manusia
berada dalam tempat yang selamat karena dia selalu bersama Allah. Rasulullah
Saw bersabda:
“Shalat
telah dijadikan oleh Allah sebagai yang terindah dalam pandangan mataku
(sesuatu yang sangat kusenangi).” <HR. Nasa’i>
Yakinlah
melalui shalat kita dapat mencurahkan segala isi hati kita kepada Allah, tiap-tiap
bacaan yang kita baca mengandung do’a, maknailah dan hayatilah. Jiwa kita akan
menjadi tenang dan segala keluh kesah akan terhenti. Shalat sebagai sumber
ketentraman.
Bagaimana
dengan keimanan? Beriman
kepada Allah, tidaklah cukup sekedar mengakui bahwa Allah-lah Sang Pencipta dan
Pemberi Rezeki. Tidak hanya cukup diungkapkan secara
lisan. Tetapi keimanan yang sebenarnya adalah memperbaiki ketauhidan kepada
Allah SWT. Dengan tidak
menyembah selain Allah, serta menyempurnakan kecintaan kita pada Allah dengan memperbaiki amal ibadah kita,
melaksankan perintah dan menjauhi larangan-Nya. Allah SWT berfirman QS. Al
Mu’minun 1-2:
"Sesungguhnya
beruntunglah orang-orang yang beriman. Yaitu orang-orang yang khusyu’ dalam
sembahyangnya.”
Orang
yang khusyu’ melaksanakan shalat. Ia akan merasa dekat dengan Allah. Sehingga
dimanapun berada, ia merasa Allah mengetahui gerak-geriknya. Semakin tertanam
keimanan yang kokoh dalam dirinya,
sehingga sulit baginya melakukan
perbuatan munkar.
Shalat
dikatakan sebagai sumber keimanan dan ketentraman jika seseorang betul-betul melaksanakannya
dengan khusyu’. tepat pada waktunya, tidak pernah sesekali meninggalkannya
apalagi bermalas-malasan mengerjakan shalat. Shalat merupakan amalan yang
utama. Rasulullah pernah ditanya tentang
amal apakah yang paling utama? Beliau menjawab:”Shalat pada waktunya.” (HR.
Muslim).
Disebutkan pula dalam
firman Allah, Allah mencela orang-orang yang menyia-nyiakan shalat dan
orang-orang yang bermalas-malasan mengerjakan shalat.
QS Maryam 59: “Maka datanglah sesudah mereka pengganti
(yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan menuruti hawa nafsunya. Kelak
mereka akan menemui kesesatan.”
2. Bukti Shalat sebagai Sumber
Keimanan dan Ketentraman
Hal-hal
apa saja yang membuktikan shalat sebagai sumber keimanan dan ketentraman?
Berikut penjelasannya:
a.
Shalat
sebagai sarana istirahat bagi Rasulullah
Ketika Rasulullah
menderita sakit, ditimpa kesusahan dan kesulitan, beliau selalu melakukan
shalat. Dalam sebuah hadist disebutkan:
“Sesungguhnya
Nabi bila ditimpa persoalan, beliau minta perlindungan dengan shalat.”
Shalat juga merupakan
salah satu sarana bagi istirahatnya Nabi. Bila waktu shalat beliau memanggil
sahabat Bilal dengan mengatakan: “Kita
beristirahat (bersantai) dengan melakukan shalat, wahai Bilal” (HR. Abu
Dawud). Lalu beliau mengistirahatkan dirinya dengan shalat, dengan melepas
segala kesibukan, kepenatan, dan problematika keduniaan.
b.
Shalat
sebagai sarana komunikasi hamba dengan Allah
Shalat adalah waktu
yang tepat, seorang hamba menghadap kepada Allah. Memohon ampunan kepada Allah,
meminta petunjuk kepada Allah, dijauhkan dari bencana, dilapangkan rizky,
diberi perlindungan, ketentraman, dll. Saat itulah terjalin kedekatan hamba
dengan Allah. shalat sebagai media komunikasi hamba dengan Allah.
c.
Shalat
memuat bacaan Al-quran yang mengandung obat.
Al
quran merupakan obat (penawar) bagi manusia. Allah telah menyebutkan
terang-terangan dalam beberapa ayat al-Qur’an, QS. Al-Isra’ 82:
"Dan kami turunkan dari
Al-Qur’an sesuatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang
beriman.”
Surat
Fushilat 44:
"...........
Katakanlah, Al-Qur’an itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang
beriman.”
Rasulullah bersabda: ”Sebaik – baiknya obat adalah Al-Qur’an.”
d.
Shalat
terdapat tasbih untuk ketentraman jiwa dan hati.
Shalat merupakan
tasbih, do’a dan bacaan Al-Qur’an, Allah memerintahkan kita untuk bertasbih sebagaimana
firman surat Qaf 39-40: “Dan bertasbihlah
sambil memuji Tuhanmu sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya. Dan
bertasbihlah kamu kepada-Nya di malam hari dan setiap selesei sembahyang.”
Surat
An-Nashr ayat 3:
“Maka bertasbihlah
dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepadaNya, sesungguhnya Dia adalah
Maha Penerima Taubat.”
Diceritakan
tasbih merupakan penyelamat dan pengaman bagi Nabi Yunus yang telah ditimpa
kesulitan dan kesusahan. Beliau mengira tidak akan hidup lagi setelah ditelan
ikan. Dengan tasbih ini beliau dapat keluar dari perut ikan dengan selamat.
Allah
telah memerintahkan kepada hamba terbaik-Nya, yaitu para Nabi dan Rasul untuk
bertasbih.Kepada Nabi Muhammad Allah berfirman QS Al Hijr 98:
“Maka bertasbihlah
dengan memuji Tuhanmu dan jadilah kamu diantara orang-orang yang bersujud
(shalat)”. Keadaan paling dekat antara hamba dengan Tuhannya
yaitu ketika hamba sedang sujud. Allah sedang melihatnya, melihat keadaannya,
mendengarkan tasbih dan pujiannya, melihat kekhusyukan dan ketertundukkannya.
Sehingga wajib bagi Allah menolongnya atas segala kesusahan yang menimpanya.
e.
Shalat
itu pengusir rasa sepi
Perasaan kesepian
merupakan salah satu hal yang menjadi perhatian para dokter kejiwaan saat ini.
Karena perasaan ini memberikan reaksi tertentu pada tubuh manusia, sehingga
terancam oleh perasaan tertekan. Membiasakan shalat jamaah 5x sehari, menuntut
seseorang keluar dari rumahnya menuju masjid setiap hari, Saat di masjid,
seseorang akan bertemu dengan saudara-saudaranya, yang memberi kesempatan
kepada mereka untuk berinteraksi antara satu dengan yang lain sebelum atau sesudah
shalat.
Firman Allah QS Al-Baqarah 43:
“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah
zakat, dan ruku’lah beserta orang-orang yang ruku’.” Ayat tersebut merupakan
ayat yang mengharuskan ita untuk mendirikan shalat berjamaah bergabung dengan
orang-orang lainnya yang sedang shalat.
f.
Shalat
itu pencegah dosa-dosa
Allah
berfirman QS. Al Ankabut 45:
" Bacalah apa yang
telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al-Kitab (Al Qur’an)
dan dirikanlah shalat.
Sesungguhnya shalat itu mencegah perbuatan keji dan munkar. Dan sesungguhnya
mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutaaannya dari ibadat-ibadat
yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Ustadz Muhammad Ali
Ash-Shabuni menyatakan bahwa maksud ayat di atas adalah biasakan dalam
mendirikan shalat dengan rukun-rukun, syarat-syarat, dan adab-adabnya. Karena
shalat adalah tiang agama. Shalat jamaah, bila dikerjakan dengan
syarat-syaratnya, serta etika-etikanya secara khusyu’ dan benar, maka shalat
tersebut dapat mencegah perbuatan keji dan munkar.
g.
Dalam
shalat tercermin ukuran kebersamaan
Di antara rasa yang
menyakitkan manusia adalah tidak adanya persamaan antara yang satu dengan yang
lain. Hal ini menambah rasa kecemasan dan ketegangan hidup manusia. Shalat
mengembalikan keadaan hati manusia menjadi utuh kembali. Di dalam shalat,
setiap orang mempunyai kedudukan sama di hadapan Allah. Baik pejabat, rakyat,
pimpinan, karyawan, yang kaya maupun miskin, yang kuat maupun lemah.
KESIMPULAN
Dari
uraian di atas, dapat kami simpulkan:
1. Keimanan
dan ketentraman adalah dua unsur pembentuk kepribadian seorang mukmin. Membawa
pada kehidupan yang baik, bahagia dunia akhirat. Shalat sebagai sumber keimanan
dan ketentraman jika dikerjakan dengan khusyu’, sungguh-sungguh, penuh penghayatan,
tepat pada waktunya, tidak sesekali ditinggalkan apalagi bermalas-malasan
mengerjakannya.
2. Shalat
sebagai sumber keimanan dan ketentraman mencakup hal-hal berikut ini:
a) Shalat
sebagai sarana istirahat bagi Rasulullah
b) Shalat
sebagai sarana komunikasi hamba dengan Allah
c) Shalat
memuat bacaan Al-Qur’an yang mengandung obat
d) Shalat
terdapat tasbih untuk ketentraman jiwa dan hati
e) Shalat
itu pencegah dosa-dosa
f) Shalat
itu pengusir rasa sepi
g) Dalam
shalat tercermin ukuran kebersamaan
Hilmi Al-Khuly.
Mukjizat Kesembuhan dalam Gerakan Shalat,
(Yogyakarta: Hikam Pustaka, 2008),138.
Hilmi Al-Khuly. Mukjizat Kesembuhan dalam Gerakan Shalat, (Yogyakarta:
Hikam Pustaka, 2008),139.
Hilmi Al-Khuly. Mukjizat Kesembuhan dalam Gerakan Shalat, (Yogyakarta:
Hikam Pustaka, 2008),166.
Muhammad Ali Ash-Shabuni dalam Hilmi Al-Khuly. Mukjizat Kesembuhan dalam Gerakan Shalat, (Yogyakarta:
Hikam Pustaka, 2008),166.